Grobogan – Radar Tujuh,Karnaval Pembangunan Grobogan 2025 resmi dimulai dengan suasana yang meriah pada Rabu (20/08/2025).
Tahun ini, panitia membuat perubahan penting dengan memajukan waktu start menjadi pukul 10.00 WIB.
Perubahan ini dilakukan setelah melihat pengalaman tahun lalu, di mana banyak peserta dengan nomor belakang harus tampil hingga larut malam. Sekretaris Camat Purwodadi, Poerwantoro, menjelaskan alasan di balik keputusan ini.
“Mulai tahun ini start dimajukan pukul 10.00 WIB agar peserta dengan nomor urut besar tidak tampil terlalu malam. Dengan begitu, penonton juga bisa menikmati acara dalam kondisi lebih nyaman,” jelasnya.
Karnaval tahun ini berlangsung selama dua hari pada 20-21 Agustus 2025. Lokasi utama tetap di sekitar Alun-alun Purwodadi yang sejak pagi sudah ramai dengan penonton.
Hari pertama diikuti oleh 58 sekolah dari berbagai jenjang, mulai dari PAUD, TK, SD, hingga SMP. Mereka akan berjalan dari Pendapa Kabupaten menuju Perempatan Kencana melalui rute yang sudah ditentukan.
Hari kedua giliran peserta kategori umum sebanyak 49 kontingen dari instansi pemerintah, organisasi masyarakat, dan swasta. Rute yang mereka tempuh lebih panjang, melewati Bundaran Ganesha dan Bundaran Simpang Lima.
Panitia juga membuat aturan baru untuk menjaga kenyamanan. Setiap kontingen dibatasi maksimal 100 peserta dan hanya boleh membawa tiga kendaraan roda empat. Waktu tampil di panggung kehormatan juga dibatasi hanya dua menit.
Yang menarik, volume sound system diawasi ketat agar tidak melebihi 70 desibel. Tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Satpol PP akan memantau hal ini.
“Jika melebihi 70 dB, panitia akan mengingatkan peserta untuk menurunkan volume. Selain itu, ketika rombongan melintas di depan rumah sakit, mereka wajib mengecilkan suara,” jelas Poerwantoro.
Karnaval tahun ini mengusung tema “Mbangun Deso Noto Kutho” yang berarti membangun desa sekaligus menata kota. Tema ini mengajak masyarakat untuk peduli pada pembangunan yang seimbang antara desa dan kota.
Dinas Lingkungan Hidup Grobogan akan menampilkan miniatur landmark Simpang Lima Purwodadi. Kepala DLH, Mokamat, menjelaskan makna di balik karya tersebut.
“Landmark Simpang Lima bukan sekadar simbol. Ia mencerminkan semangat masyarakat bahwa kota yang indah hanya bisa terwujud jika desa-desa di sekitarnya juga kuat dan tertata. Kami juga mengusung konsep revitalisasi Taman Simpang Lima ‘Mabyor’ yang berarti gemerlap, sebagai wujud komitmen menghadirkan ruang hijau yang segar, ramah lingkungan, dan menjadi ikon baru Grobogan,” ungkapnya.
Baca juga : Forkopimda Grobogan Ikuti Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus Secara Virtual di DPRD
Peserta karnaval sangat beragam. Dari kategori pelajar, ada sekolah seperti KB Al Akbar, TK Negeri Pembina, SDN 12 Purwodadi, SMPN 1 Purwodadi, bahkan SLB PGRI Purwodadi juga ikut serta.
Kategori umum meliputi Sekretariat Daerah Kabupaten Grobogan, berbagai dinas, Pemuda Pancasila, Baznas Grobogan, rumah sakit, dan perusahaan swasta. Bahkan komunitas keagamaan seperti Wanita Katolik RI dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama juga berpartisipasi.
Dengan berbagai perubahan ini, panitia berharap Karnaval Grobogan 2025 bisa lebih tertib dan menyenangkan untuk semua.
“Kami ingin semua pihak bisa menikmati karnaval dengan lebih baik. Peserta tidak terlalu malam tampil, penonton juga lebih nyaman. Harapan kami, karnaval tahun ini bisa menjadi ajang silaturahmi sekaligus kebanggaan masyarakat Grobogan,” kata Poerwantoro. A - Sumber : Gemadika.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar