Grobogan – Radar Tujuh,Sebanyak 280 koperasi desa (Kopdes) Merah Putih se-Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah diwanti-wanti agar jangan sampai pendirian koperasi sebatas formalitas.
Diharapkan ke depannya, koperasi-koperasi tersebut benar-benar berjalan secara profesional.
”Koperasi Ini badan usaha milik anggota. Kalau tidak dijalankan profesional, kepercayaan publik akan runtuh,” kata Ketua Dekopinda Grobogan Nur Ikhsan dalam acara Kontak Bisnis Kopdes Merah Putih di Pendapa Kabupaten Grobogan, Kamis (7/8/2025).
Adapun acara kontak bisnis itu sendiri, hadir sejumlah mitra strategis. Seperti Bulog, Pupuk Indonesia, Bank Jateng, Pertamina, Bapenda, Retensi Pupuk Organik, hingga BPJS Ketenagakerjaan.
Dalam kesempatan itu, ia meminta koperasi menghentikan ketergantungan pada simpan pinjam. Mereka diminta untuk fokus ke sektor usaha produktif.
”Saya tidak bosan menyampaikan, sudahi model koperasi yang hanya jadi tempat utang piutang. Kalau Kopdes masih berkutat di simpan pinjam, itu bukan solusi. Justru berpotensi jadi sumber masalah di desa,” katanya.
Menurutnya, koperasi desa harus bertransformasi menjadi badan usaha aktif, tidak hanya memutar uang antaranggota tanpa dampak ekonomi nyata.
Dijelaskannya, kerja sama dengan BUMN dan lembaga lainnya dalam kontak bisnis kali ini bisa menjadi pintu masuk perubahan besar.
”Kita sudah menyediakan banyak peluang, jadi distributor pangan bersama Bulog, salurkan pupuk dari Pupuk Indonesia, buka Pertashop dengan Pertamina, sampai jadi agen pelindung sosial dengan BPJS. Tapi semua itu percuma kalau Kopdes tetap pasif,” lanjut dia.
Ia pun mendorong koperasi untuk masuk ke sektor riil dan strategis. Terutama di bidang pertanian, pangan, energi, dan logistik yang berhubungan langsung dengan kebutuhan warga desa.
”Bayangkan kalau satu desa punya koperasi yang mengelola distribusi beras, pupuk, dan BBM. Kita tidak tergantung tengkulak, tidak tergantung pasar luar. Itu pemantauan ekonomi desa yang sesungguhnya,” bebernya.
Ia mengakui, perubahan tersebut tidak bisa terjadi secara instan. Diperlukan pendampingan manajemen, pelatihan SDM, penguatan hukum, hingga permodalan berbasis usaha yang konkret.
Ia pun berharap agenda kontak bisnis tersebut menjadi langkah awal yang baik ke depan.
”Saya harap ini bukan sekedar kumpul-kumpul, bukan euforia sesaat. Kalau setelah ini tidak ada yang berubah, artinya kita gagal,” tandasnya. A - Sumber Media: Muria news
Tidak ada komentar:
Posting Komentar