Breaking News

Minggu, 25 Mei 2025

Banjir Di Sejumlah Daerah Jawa Tengah Mulai Surut,Namun Perintah Daerah Tetap Lakukan Siaga

 


Semarang - Radar Tujuh,Setelah dilakukan penambalan tanggul sungai yang jebol dan dikakukan pemompaan, banjir di sejumlah daerah Jawa Tengah mulai surut, namun pemerintah daerah tetap lakukan siaga karena intensitas hujan masih tinggi, masih banyak tanggul kritis dan volume air di sejumlah bendungan penuh.


Pemantauan Minggu pagi, 25 Mei 2025 banjir melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Grobogan, Blora dan Pati sudah mulai surut dan hanya meninggalkan genangan di sejumlah titik, lumpur dan tumpukan sampah, sehingga sejak pagi tim gabungan, relawan dan warga mulai bergerak melakukan serangkaian pembersihan paska banjir tersebut.

 


 

Ratusan anggota tim gabungan terdiri TNI, Polri, BPBD, BAZNAS, Banser, rehawan dan warga bahu-membahu membersihkan lumpur setinggi 5-10 centimeter yang menutupi jalan, rubah warga, sekolahan, tempat ibadah dan mengangkut sampah di sejumlah titik di sejumlah daerah terlanda banjir tersebut, bahkan pukuhan pengungsi juga mulai pulang ke rumah masing-masing dan langsung bergabung dengan tim gabungan itu.


"Banjir sudah surut kini sedang dilakukan penanganan paska banjir setelah dilakukan penambalan tanggul sungai yang jebol dan pemompaan air sejak beberapa hari lalu," kata Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan Sriyono, Minggu, 25 Mei 2025.


Mengingat banjir beberapa hari lalu merata dengan ketinggian mencapai 1,5 meter, lanjut Sriyono, pelaksanaan pembersihan lumpur dan sampah dilaksanakan secara bertahap dari muksivujung timur ke ujung barat terutama di sejumlah ruas jalan desa, fasilitas umum seperti sekolahan, tempat peribadatan hingga balai desa.


Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, Mulyowati, mengatakan banjir akibat meluapnya sejumlah sungai di daerah ujung timur Jawa Tengah ini, merupakan terbesar dalam sejarah di Kabupaten Blora karena merendam 11 dari 16 kecamatan yang ada hingga menyebabkan 1.945 keluarga terdampak.


Selain mengakibat ribuan keluarga terdampak, ungkap Mulyowati, banjir juga mengakibatkan 10 jembatan rusak, 16 rumah rusak (3 rumah rusak berat dan 13 rumah ringan) 1 pamsimas rusak, 1 cekdam rusak, 3 jalan desa rusak dan 3 jalan desa rusak berat.


"Banjir sudah surut, BNPB telah menyalurkan bantuan untuk korban banjir dan kini dikakukan penanganan paska banjir," ungkapnya.


Tetap Siaga 


Kepala Pelaksana BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya, mengungkapkan banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Widodaren dan meluapnya sungai mengakibatkan Desa Ketitang Wetan (Batangan), Desa Gunungpanti (Winong), Sinomwidodo dan Angkatan Kidul (Tambakromo) Desa Tanjunganom dan Gabus (Gabus) diiabda banjir.


"Banjir ini sudah empat kali terjadi dalam dya bukan terakhir, meskipun saat ini banjir sudah surut, namun kami masih tetap siaga penuh mengingat cuaca ekstrem masih terjadi," kata Martinus.


Kesiagaan bencana banjir juga diingatkan Bupati Kudus Sam'ani saat meninjau Bendung Wilalung karena elevasi air di bendung tersebut telah mencapai titik siaga dengan angka 258, tingginya intensitas hujan di sejumlah daerah hulu menjadikan kondisi cukup mengkhawatirkan.


"Sekarang masih siaga merah dan ini tetap butuh perhatian khusus," jelasnya.


Sementara Operasional dan Pemeliharaan Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) Sugeng Hartanto dalam laporannya mengatakan pintu Bendung Wilalung yang berada di perbatasan Kabupaten Kudus dan Demak Jawa Tengah mengarah ke Sungai Juwana ditutup kembali, menyusul debit air kiriman dari Bendung Klambu mulai turun.


"Sebelumnya pintu bendung nomor delapan yang mengarah ke Sungai Juwana dibuka, namun sejak Kamis (22/5) setelah debit airnya turun ditutup kembali," ujarnya.AN - Sumber Media: Metrotv.news

Tidak ada komentar:

Posting Komentar